TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Digital Society atau CfDS Universitas Gadjah Mada, Tony Seno Hartono, mengatakan praktik pembobolan terhadap akun-akun pembayaran digital masih marak terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dia menjelaskan setidaknya ada lima cara yang bisa dilakukan masyarakat agar data maupun aset digitalnya aman.
“Pertama, gunakan sandi yang sulit ditebak,” ujar Tony dalam webinar pada Kamis, 8 Oktober2020.
Tony menyarankan, sandi tidak berisi kombinasi tanggal lahir atau angka dan huruf lainnya yang berhubungan dengan identitas pribadi yang diketahui oleh orang lain. Musababnya, pelaku kejahatan dapat menggunakan aplikasi penebak sandi atau dictionary yang bisa digunakan untuk membobol data.
Masyarakat pun, kata Tony, tidak perlu khawatir memasang password yang rumit. Saat ini, sejumlah perusahaan aplikasi telah menyediakan layanan penyimpan sandi yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mengingat password.
Kedua, Tony menyarankan masyarakat memiliki pengamanan tambahan yang bisa melindungi data seumpama terjadi masalah pada sandi. Pengamanan itu berupa backup yang dapat diakses melalui surat elektronik atau verifikasi SMS.